I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Satu
tujuan setiap bidang ilmiah ialah organisasi dan interprestasi informasi
faktual yang ditemukan dalam bidang tersebut. Demikian pula halnya dengan
bidang ilmu mikrobiologi. Pemahaman mengenai mikroorganisme khususnya bakteri
memiliki banyak karakter atau sifat yang dapat digunakan sebagai dasar
pengelompokan. Salah satunya yaitu sifat fisiologis bakteri tersebut.
Sifat
fisiologis bakteri merupakan sifat yang diekspresikan atas dasar fungsi dari
suatu sel atau bagian dari sel tersebut. Sifat fisiologis tersebut dipengaruhi
oleh struktur sel dari bakteri itu sendiri, oleh karena itu setiap bakteri yang
memiliki struktur sel yang berbeda memiliki sifat fisiologis yang berbeda pula.
Salah satu struktur sel bakteri yang menjadi faktor pembeda masing-masing
kelompok bakteri adalah stuktur dinding sel. Struktur dinding sel bakteri
tersusun atas lapisan peptidoglikan yang mampu menyerap zat warna. Berdasarkan
komponen dinding sel yang memiliki kemampuannya untuk mengikat zat warna, maka
bakteri dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu bakteri Gram positif dan
Gram negatif.
Bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif dapat dipelajari dan diketahui dengan
melakukan proses pewarnaan Gram. Secara umum pewarnaan Gram melibatkan empat
proses utama yaitu pewarnaan dengan zat warna utama yaitu kristal violet,
pemberian zat pengikat, pencucian dan perlakuan
zat warna penutup. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan
praktikum pewarnaan Gram.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana metode pewarnaan Gram ?
C.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
yang ingin dicapai dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui metode pewarnaan
Gram.
D.
Manfaat
Praktikum
Manfaat
yang di dapat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui metode pewarnaan Gram.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Bakteri
Bakteri adalah
mikroorganisme bersel satu, berkembang biak dengan pembelahan sel, hanya dapat
dilihat dengan mikroskop. Bakteri tergolong kedalam prokariotik dengan diameter
kurang lebih 0,2- 5 µm. Bakteri memiliki komponen sel yang tidak sempurna
seperti organisme eukariotik, dan memiliki stuktur dinding sel yang tersusun
dari lapisan peptidoglikan. Komponen dinding sel pada bakteri berbeda antara
satu sama lain, sehingga bakteri dikelompokan berdasarkan kemampuan dinding
selnya menyerap warna, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.
Bakteri Gram positif akan tetap berwarna biru karena tetap mengikat senyawa kristal
violet-iodin dan bakteri Gram negatif warnanya akan hilang oleh alkohol
(Odianti, 2010).
Staphylococcus aureus adalah kelompok bakteri dengan ciri-ciri berupa Gram-positif
berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tak beraturan seperti
anggur. Staphylococcus aureus adalah bakteri dengan bentuk bola atau
cocus dengan garis tengah sekitar 1 µm dan tersusun dalam kelompok tak
beraturan. Staphylococcus aureus tidak bergerak dan tidak membentuk
spora (Odianti, 2010).
Bakteri Pseudomonas memiliki karakter kunci
yaitu berupa sel berbentuk basil, Gram negatif, aerob obligat, motil dan
oksidasi fermentatif negatif. Bakteri Pseudomonas tergolong bakteri
mesofil dengan suhu optimal 25 0C – 30 0C. Bakteri Pseudomonas
bersifat aerob dengan ukuran yang optimal yaitu 0,5 – 0,8 µm (Puspitasari,
2012).
B.
Metode
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau dikenal dengan pengecetan Gram
merupakan pengecetan diferensial yang digunakan dalam kajian bakteriologi. Pengecetan
Gram memisahkan bakteri ke dalam dua kelompok, yaitu Gram negatif dan Gram
positif. Larutan yang digunakan dalam teknik pewarnaan Gram yaitu antara lain
kristal violet, lugol, alkohol dan safranin dengan fungsi tersendiri (Hajar,
2012).
Pengecatan Gram dilakukan dengan langkah-langkah
yang sederhana yaitu, kaca objek dibersihkan dengan alkohol dan di panaskan dengan
menggunakan api bunsen. Isolat yang diwarnai diambil dengan menggunakan jarum
ose dan dioleskan pada kaca objek secara aseptik. Proses pewarnaan dimulai
dengan meneteskan zat warna kristal violet sebagai zat warna utama, dan
dibiarkan selama satu menit. Larutan lugol pada pewarnaan Gram berperan sebagai
zat pengikat warna pada zat warna utama (Yulvizar, 2013). Selain itu, Pratita
(2012) menjelaskan bahwa dalam pengecatan Gram digunakan larutan pencuci dengan
menggunakan larutan alkohol 96 % sampai semua zat warna luntur, kemudian dicuci
dengan menggunakan air, dan menggunakan larutan safranin sebagai larutan
penutup.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 04 Oktober 2016 pukul 13:30-15:30 WITA.
Bertempat di Laboratorium Biologi Unit Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Bahan Praktikum
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Bahan dan
kegunaan
No.
|
Nama Bahan
|
Satuan
|
Kegunaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Esschericia coli, Pseudomonas
dan Staphylococcus aereus
|
-
|
Sebagai isolat dalam pewarnaan Gram
|
2.
|
Akuades
|
mL
|
Sebagai larutan pencuci
|
|
Alkohol 70%
|
mL
|
Sebagai larutan pencuci dan pensteril
|
3.
|
Safranin
|
mL
|
Sebagai cat penutup
|
4.
|
Cristal violet
|
mL
|
Sebagai cat utama pada pewarnaan Gram
|
5.
|
Larutan Lugol
|
mL
|
Sebagai larutan penguat
|
6.
|
Isolat bakteri
|
-
|
Sebagai objek pengamatan
|
7.
|
Tissue
|
-
|
Membersihkan kaca objek dan meja kerja
|
C. Alat Praktikum
Alat yang
digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat dan
kegunaan
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Kegunaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Pipet tetes
|
18
|
Untuk mengambil dan memindahkan larutan
|
2.
|
Ose bulat & lurus
|
6
|
Untuk mengambil dan memindahkan isolat bakteri
|
Tabel 2. Lanjutan..
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Kegunaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3.
|
Kaca objek
|
12
|
Meletakkan isolat bakteri
|
4.
|
Kaca penutup objek
|
12
|
Menutup isolat bakteri yang akan diamati
|
5.
|
Lampu spirtus
|
3
|
Untuk menfiksasi dan mengeringkan objek pengamatan
|
6.
|
Botol injeksi
|
3
|
Untuk mensuspensikan isolat
|
7.
|
Mikroskop
|
3
|
Mengamati objek pengamatan
|
8.
|
Korek api
|
1
|
Untuk menyalakan lampu spirtus
|
9..
|
Gelas plastic
|
3
|
Sebagai penampung larutan ketika membilas sampel
|
10.
|
Kamera
|
5
|
Mendokumentasikan hasil pengamatan
|
11.
|
Alat tulis
|
-
|
Untuk mencatat hasil pengamatan
|
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2.
Mengambil akuades secukupnya dan
meneteskannya di atas kaca objek.
3.
Mengambil isolat bakteri dengan menggunakan
ose bulat dan menghomogenkannya dengan akuades.
4.
Menfiksasi sampel di atas lampu spiritus.
5.
Meneteskan pewarna kristal violet dan membiarkannya
selama 60 detik kemudian membilas dan mengeringkannya di atas api lampu
spirtus.
6.
Memberikan larutan lugol dan
membiarkannya selama 60 detik kemudian membilas dan mengeringkannya di atas api
lampu spirtus.
7.
Meneteskan larutan alkohol selama 30 detik
kemudian membilas dan mengeringkannya di atas api lampu spirtus.
8.
Meneteskan safranin dan membiarkannya
selama 90 detik kemudian membilas dan mengeringkannya di atas api lampu
spirtus.
9.
Mengamati di bawah mikroskop.
10. Mendokumentasikan
hasil pengamatan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum ini yaitu tercantum dalam Tabel 3.
Tabel 3. Pengamatan Pewarnaan Gram
No.
|
Isolat
|
Sifat Gram
|
Literatur
|
1
|
2
|
3
|
|
1.
|
Staphylococcus aureus
|
+
|
+
|
2.
|
Escherichia coli
|
-
|
-
|
3.
|
Pseudomonas aerogenosa
|
-
|
-
|
B.
Pembahasan
Bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif merupakan kelompok bakteri yang dikelompokan
berdasarkan kemampuan dinding selnya dalam menyerap zat warna. Perbedaan
penyerapan zat warna tersebut dipengaruhi oleh struktur dan fisiologis dinding
sel tersebut. Oleh karena itu pewarnaan Gram sering digunakan untuk membedakan
kelompok bakteri. Hal ini di jelaskan oleh Hadiotomo (2013) bahwa pewarnaan
Gram masih merupakan salah satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk
mencirikan bakteri.
Metode pewarnaan
Gram dilakukan dengan empat tahapan utama yaitu pewarnaan dengan menggunakan
pewarna kristal violet, sebagai zat warna utama. Pewarnaan dengan lugol,
pewarna ini berfungsi sebagai zat yang mengikat dan menguatkan zat warna
kristal violet. Pencucian dengan menggunakan larutan alkohol dan menggunakan
zat warna safranin sebagai zat penutup. Proses pewarnaan Gram di awali dengan
penggoresan isolat pada kaca objek menggunakan jarum ose, dan melakukan proses
fiksasi. Selanjutnya pemberian warna kristal violet dan dipertahankan selama 60
detik. Hal ini dilakukan agar dinding sel dapat menyerap zat warna kristal
violet. Proses selanjutnya yaitu dilakukan penambahan larutan iodin. Larutan
ini berfungsi sebagai larutan pengikat atau penguat zat warna kristal violet.
Masing-masing pergantian zat warna dipertahankan selama 60 detik. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh
Pratita (2012) yaitu pemberian zat warna dipertahankan selama satu menit.
Selanjutnya
pencucian zat warna dengan menggunakan larutan alkohol. Tahapan ini merupakan
tahapan yang menunjukan kelompok bakteri Gram positif karena bakteri yang
bersifat Gram negatif zat warna pada dinding selnya luruh bersama alkohol. Alkohol
pada pewarnaan Gram berfungsi sebagai larutan yang akan membedakan antara Gram
positif dan Gram negatif. Hadioetomo (2013) menjelaskan bahwa penambahan
larutan alkohol pada bakteri Gram positif menyebabkan, dinding sel mengalami
dehidrasi, pori-pori menciut, daya rembes dinding sel dan membran menciut
sehingga menyebakan kompleks warna tidak dapat keluar sehingga sel masih tetap
berwarna ungu. Sedangkan pemberian alkohol pada Gram negatif menyebabkan lipid
yang mengikat warna terekstrasi dari dinding sel, pori-pori mengembang sehingga
menyebabkan kompleks warna keluar dari sel sehingga berubah menjadi tidak
berwarna. Pewarnaan terakhir dilakukan
dengan menggunakan safranin, zat warna ini akan menyebabkan warna merah pada
bakteri sehingga dikelompokan sebagai bakteri Gram negatif.
Hasil pengamatan
menunjukan bahwa bakteri Staphylococcus aureus tergolong kedalam
kelompok bakteri Gram positif. Hal ini terlihat jelas bakteri Staphylococcus aureus berwarna biru
keunguan setelah dilakukan pewarnaan gram. Hal ini terjadi karena Staphylococcus aureus memiliki dinding
sel yang tebal sehingga dapat mempertahankan warna kristal violet. Dewi (2013)
menemukan bakteri Staphylococcus aureus yang
diisolasi dari susu kambing peranakan Etawa (PE) yang berwarna ungu kebiruan
setelah dilakukan pewarnaan Gram.
Hasil pewarnaan
Gram pada bakteri Escherichia coli dan Pseudomonas aerogenosa, menunjukan
bahwa kedua jenis bakteri tersebut tergolong kedalam bakteri Gram negatif,
karena setelah pewarnaan Gram terlihat berwarna merah. Hal tersebut menunjukan
bahwa bakteri-bakteri tersebut menyerap zat warna safranin. Litaay (2013) yang
telah melakukan pewarnaan Gram pada bakteri Pseudomonas
aerogenosa dengan hasil pewarnaan yang berwarna merah yang menunujukan
bahwa bakteri tersebut tergolong kedalam bakteri Gram negatif.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu pewarnaan Gram
dilakukan dengan menggunakan empat larutan utama yaitu larutan kristal violet,
sebagai zat warna utama, lugol sebagai zat pengikat warna kristal violet,
alkohol sebagai larutan pencuci dan larutan sarfranin sebagai larutan penutup. Pemberian
larutan ini dilakukan secara berturut-turu dengan rentan waktu 60 detik kecuali
pemberian alkohol selama 15 detik. Setiap
kali pergantian larutan dibersihkan dengan akuades dan dikering anginkan pada
api bunsen.
B.
Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu
diperlukan kritikan dan saran dari pihak manapun terutama dari asisten
pembimbing demi perbaikan laporan ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi,
A. K., 2013, Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus
aureus terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan
Ettawa (PE) Penderita Mastitis di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta, Jurnal Sain Veteriner, 31(02):
141-143
Hajar, D., 2012, Isolasi, Identifikasi,
dan Analisis Kemampuan Degradasi Hidrokarbon Bakteri Tanah Sampel B, Cilegon,
Banten, Skripsi, Universitas
Indonesia, Depok.
Litaay,
G. W., Nugroho, A. W., dan Yulianti, L. M., 2013, Kemampuan Pseudomonas Aeruginosa dalam
Menurunkan Kandungan Fosfat Limbah Cair Rumah Sakit, Skripsi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
Odianti, G. T., 2010, Uji Aktivitas Antibakteri Alfa Mangostin Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa Multiresisten Antibiotik, Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Pratita, M. Y. E., dan Putra, S.
R., 2012, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Termofilik dari Sumber Mata Air
Panas di Songgoriti setelah Dua Hari Inkubasi, Jurnal Teknik Pomits, 1(1): 1-5
Puspitasari, F. D., Shovitri, M., dan
Kuswytasari., 2012, Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob Proteolitik dari
Tangki Septik, Jurnal Sains dan Seni ITS,
1(1): 1-4
Yulvizar, C., 2013, Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Probiotik pada Rastrelliger sp., Jurnal Biospecies, 6 (2): 1-7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar