Sabtu, 29 Juli 2017

Uji Katalase

I.        PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mikroorganisme, seperti kelompok bakteri menarik perhatian para peneliti pada dekade terakhir ini karena memiliki sifat-sifat fisiologis yang menarik, sebagai suatu bentuk adaptasi terhadap faktor lingkungan.  Sifat-sifat fisiologis bakteri tersebut merupakan karakter penting dalam menentukan jenis bakteri (Suyono, 2011). Sifat fisiologis bakteri merupakan sifat yang berkaitan dengan fungsi sel bakteri tersebut terhadap faktor eksternal.
Secara umum sifat fisiologis berkaitan dengan proses biokimiawi yang terjadi didalam tubuh mahluk hidup. Proses biokimiawi terjadi didalam sel secara enzimatik atau dengan melibatkan beberapa kerja enzim spesifik. Proses biokimiawi tersebut dapat terjadi secara in-vitro dan memiliki hasil reaksi yang dapat teramati. Hasil reaksi tersebut merupakan tanggapan mikroorganisme terhadap senyawa yang diujikan.
Banyak proses biokimiawi yang terjadi pada mikroba, yang dapat di uji secara in-vitro, salah satunya yaitu uji katalase. Uji katalase merupakan uji yang dilakukan pada mikroba dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida (H2O2). Uji katalase dilakukan dengan tujuan untuk melihat aktivitas katalase pada mikroba yang diujikan. Oleh karena itu, dilakukan praktikum uji katalase pada Staphilococcus aureus, Pseudomonas aerogenosa dan Esschericia coli.


B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana metode uji katalase ?
2.      Bagaimana aktivitas mikroba terhadap uji katalase ?

C.    Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui metode uji katalase.
2.      Untuk mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji katalase.

D.    Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui metode uji katalase.
2.      Dapat mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji katalase.



II.     TINJAUAN PUSTAKA
A.    Uji Katalase
Uji katalase merupakan salah satu uji biokimia dengan menggunakan prinsip pemecahan hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan hasil respirasi aerobik yang bersifat racun terhadap sel mikroba sehingga perlu didetoksifikasi (Komala dkk., 2012).   Mikroorganisme dikatakan positif katalase, jika pada media kultur mikrobia tersebut muncul gelembung udara (O2) (Sumarsih dkk., 2009).
Uji katalase dilakukan dengan cara satu jarum ose koloni bakteri di ambil dari stok kultur, kemudian dioleskan pada media di kaca objek. Uji ini dilakukan dengan menggunakan jarum ose bulat. Indikator pada uji katalase yaitu dengan timbulnya gelembung udara disekitar kultur (Pakpahan dkk., 2013).  


B.     Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan agen penyebab utama mastitis pada sapi perah maupun kambing. Selain dapat menyebabkan kerugian ekonomi akibat turunya produksi susu, Staphylococcus aureus juga dapat menjadi faktor penyebab kematian anak periode menyusui (Purnomo dkk, 2006). Infeksi intramammary gland pada kambing akibat Staphylococcus aureus ini pada umumnya bersifat subklinis (Purnomo, 2006 dalam Dewi 2013). Bakteri Staphylococcus aureus bersifat non-motil, nonspora, aerob fakultatif, katalase positif dan oksidase negatif. Staphylococcus aureus tumbuh pada suhu 6,5-46 0C dan pada pH 4,2 – 9,3 (Paryanti, 2002 dalam Dewi, 2013).

C.    Pseudomonas aerogenosa
Bakteri Pseudomonas aerogenosa merupakan salah  jenis bakteri yang memiliki karakteristik seperti gram negatif, berbentuk batang (bacil), aerob obligat, motil mempunyai flagel polar. Selain itu bakteri Pseudomonas aerogenosa memiliki kemampuan untuk mengkatalisis hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2) dan O2, dan bersifat oksidase positif. Bakteri Pseudomonas aerogenosa bersifat nonfermeter dan tumbuh dengan baik pada suhu 4 0C atau dibawah 43 0C dan dapat hidup pada lingkungan tanah, tanaman dan air (Suyono, 2011).

D.    Erchericia coli
Bakteri Esschericia coli termasuk kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya kontaminasi faeses. Hal ini karena Esschericia coli berasal dari colon, tempat faeses diproduksi (Britton, 2005 dalam Haribi, 2010). Bakteri Esschericia coli memiliki bentuk sel batang dengan ukuran sekitar 1,1-1,5 µm, dan memiliki sifat fisiologis berupa oksidatif negatif, katalase positif, dapat menghidrolisis urea dan lipase. Bakteri Esschericia coli hidup pada suhu optimum 37 0C (Holt et al., 1994).



III. METODE PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 04 Oktober 2016 pukul 13:30-15:30 WITA dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B.  Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Bahan dan kegunaan
No.
Nama Bahan
Satuan
Kegunaan
1
2
3
4
1.
Isolat Esschericia coli, Pseudomonas, dan Staphylococcus aereus
-
Sebagai isolat bakteri uji katalase
2.
Larutan H2O2
mL
Sebagai indikator uji katalase
3.
Alkohol 70%
mL
Sebagai mensterilkan tangan sebelum bekerja
4.
Aquades
mL
Sebagai larutan pengencer
5.
Tissue
-
Sebagai pembersih alat

C.  Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat dan kegunaan
No.
Nama Alat
Jumlah
Kegunaan
1
2
3
4
1.
Pipet tetes
3
Untuk mengambil dan memindahkan larutan
2.
Ose bulat
3
Untuk mengambil dan memindahkan isolate bakteri
3.
Kaca objek
3
Meletakkan isolate bakteri
5.
Busen
1
Untuk mensterilkan ose lurus dan ose bulat
5.
Kamera
3
Mendokumentasikan hasil pengamatan
6.
Alat tulis
-
Untuk mencatat hasil pengamatan
D.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.         Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.        Mengambil isolat bakteri menggunakan ose bulat dan meletakkannya di atas kaca objek.
c.         Meneteskan larutan H­2O2 pada isolat yang berada di atas kaca objek.
d.        Mengamati apakah ada gelembung atau tidak.
e.         Mendokumentasikan hasil pengamatan.




























IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu tercantum dalam Tabel 3.
Tabel 3.Pengamatan Uji Katalase
No.
Isolat
Hasil Reaksi
Literatur
1
2
3
4
1.
Staphylococcus aureus
+
+
2
Escherichia coli
+
+
3
Pseudomonas aerogenosa
+
+

B. Pembahasan
Sifat fisiologis mikroba merupakan karakter yang dapat digunakan sebagai salah satu unit dalam pengelompokan mikroba. Mikroba memiliki sifat fisiologis yang berbeda-beda antara satu kelompok dengan kelompok lain. Sifat fisiologis pada mikroba dapat diketahui dengan menggunakan beberapa uji biokimiawi, salah satunya yaitu uji katalase.      
Uji katalase merupakan salah satu uji biokimiawi yang dilakukan secara sederhana untuk melihat aktivitas mikroba terhadap enzim katalase. Uji katalase dilakukan dengan cara menggoreskan koloni bateri pada gelas objek dengan menggunakan jarum ose (Pakpahan dkk, 2013). Mikroba uji dikatakan positif katalase apabila ada gelembung udara pada sisi goresan kultur mikroba tersebut. Dewi (2013) menjelaskan bahwa pada uji katalase, gelembung udara yang timbul merupakan gas oksigen (O2) yang berasal dari penguraian larutan hidrogen peroksida (H2O2) oleh enzim katalase pada mikroba tersebut. Larutan hidrogen peroksida (H2O2) di urai karena senyawa ini bersifat racun pada bakteri yang bersifat aerob.
Uji katalase pada praktikum ini menggunakan tiga jenis isolat bakteri yang berbeda yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas aerogenosa. Hasil pengamatan menunjukan bahwa bakteri Staphylococcus aureus bersifat positif katalase, yang ditunjukan dengan adanya gelembung udara pada goresan kultur di kaca objek setelah penetesan larutan hidrogen peroksida (H2O2). Hal tersebut menunjukan bahwa bakteri Staphylococcus aureus memiliki enzim katalase yang mampu mengkatalisis larutan hidrogen peroksida (H2O2). Dewi (2013) menjelaskan bahwa semua galur Staphylococcus adalah katalase positif karena kemampuannya dalam menguraikan senyawa hidrogen peroksida (H2O2).
Hasil uji katalase pada bakteri Escherichia coli menunjukan bahwa bakteri tersebut memiliki aktivitas katalase. Aktivitas katalase ditandai dengan timbulnya gelembung udara pada bakteri yang digoreskan di kaca objek setelah pemberian larutan hidrogen peroksida (H2O2). Hal ini menunjukan bahwa bakteri Escherichia coli tergolong bakteri aerob, karena memiliki aktivitas katalase. Hal ini sesuai dengan penjelasan Dewi (2013) yang mengatakan bahwa senyawa hidrogen peroksida terbentuk sewaktu metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan aerob pasti menguraikan senyawa tersebut.
Bakteri  Pseudomonas aerogenosa juga memiliki aktivitas katalase. Aktivitas katalase tersebut dilihat setelah dilakukan uji katalase. Hasil pengamatan menunjukan adanya gelembung udara pada bakteri tersebut setelah pemberian larutan hidrogen peroksida (H2O2). Litaay (2013) menjelaskan bahwa bakteri Pseudomonas aerogenosa memiliki aktivitas katalase yang ditandai dengan adanya gelembung buih setelah pemeberian hidrogen peroksida.



V. PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan praktikum ini adalah sebagai berikut
1.      Metode uji katalase dapat dilakukan dengan tahapan pengambilan isolat menggunakan ose bulat pada media NA (Nutrient Agar), yang telah diremajakan sebelumnya dengan metode agar miring. Selanjutnya menggoreskan koloni isolat bakteri tersebut di atas kaca objek dan ditetesi larutan hirogen peroksida (H2O2). Selanjutnya melakukan pengamatan.
2.      Aktivitas mikroba terhadap uji katalase yaitu terbentuknya gelembung udara pada goresan isolat bakteri di kaca objek sebagai bentuk katalisis larutan hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) oleh enzim peroksidase.

B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu diperlukan kritikan dan saran dari pihak manapun terutama dari asisten pembimbing demi perbaikan laporan ini.







DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A. K., 2013, Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus aureus terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta, Jurnal Sain Veteriner, 31(2): 141-143

Haribi, R., dan Yusron, K., 2010, Pemeriksaan Escherichia coli pada Air Bak Wudhlu 10 masjid di Kecamatan Tlogosari Semarang, Jurnal Kesehatan, 3(1): 21-26
Holt, J. G., Krieg, N. R., Sneath, P. H. A., Staley, J. T., dan Williams, S. T., 1994, Bergeys’s Manual Of Determinative Bacteriology Ninth Edition, United States Of America, America.
Komala, P. S., Helard, D., dan Delimas, D., 2012, Identifikasi Mikroba Anaerob Dominan pada Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet dengan Sistem Multi Soil Layering (MSL), Jurnal Teknik Lingkungan UNAND, 9(1): 74-88
Pakpahan, M., Ekowati, C. N., dan Handayani, K., 2013, Karakterisasi Fisiologi dan Pertumbuhan Isolat Bakteri Bacillus thuringiensis dari Tanah Naungan di Lingkungan Universitas Lampung, Seminar Nasional Sains dan Teknologi V, Universitas Lampung, Lampung.
Purnomo, A., Hartatik., Khusnan., Salasia, S. I. O., dan Soegiyono., 2016, Isolasi dan Karakterisasi Staphylococcus aureus Asal Susu Kambing Peranakan Ettawa, Jurnal Media Kedokteran Hewan, 22(3): 142-143

Suyono, Y., dan Salahudin, F., 2011, Identifikasi dan Karakterisasi Bakteri
Pseudomonas pada Tanah yang Terindikasi Terkontaminasi Logam, Jurnal Biopropal Industri, 2(1): 8-13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Veteran Mudah (Sahabat Mahluk Halus)

Veteran Mudah Asal Lapandewa Sulawesi tenggara memiliki pesona tersendiri dengan lingkungan alami yang menyapa semesta ini. bahyak ikon-...