I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mikroorganisme
membentuk energi dari nutrien melalui dua cara yaitu dengan cara transfer
elektron di membran sel dan transfer elektron di sitoplasma. Sumber elektron
pada transfer elektron di sitoplasma berupa senyawa organik. Proses transfor
elektron tersebut merupakan bagian dari proses metabolisme sel. Proses
metabolisme sel dalam kondisi tertentu melibatkan proses fermentasi.
Fermentasi
adalah pemanfaatan senyawa organik untuk pembentukan energi melaui transfer
elektron di sitoplasma. Fermentasi di defenisikan sebagai pembentukan energi
melalui fosforilasi substrat. Fermentasi sebenarnya proses yang tidak
memerlukan oksigen. Mikroorganisme melakukan fermentasi yang berbeda-beda,
tergantung dari kemampuan sel-selnya dalam memfermentasi beberapa jenis gula.
Mikroorganisme
memiliki kemampuan dalam memfermentasi gula yang berbeda-beda. Kemampuan
tersebut tidak lepas dari kemampuan mikroorganisme tersebut dalam memproduksi
enzim spesifik untuk memfermentasi gula-gula tersebut. Gula-gula yang mampu
difermentasi oleh kelompok mikroba yaitu antara lain glukosa, fruktosa, laktosa
dan sukrosa. Tujuan dari fermentasi tersebut yaitu untuk pemenuhan energi yang
akan digunakan untuk pertumbuhan. Oleh karena itu dilakukan praktikum Uji Fermentasi
Gula pada beberapa jenis bakteri.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
metode uji fermentasi gula pada mikroba ?
2. Bagaimana
aktivitas mikroba terhadap uji fermentasi gula ?
C.
Tujuan
Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui metode uji fermentasi gula pada mikroba.
2. Untuk
mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji fermentasi gula.
D.
Manfaat
Praktikum
Manfaat yang di dapat pada
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui metode uji fermentasi gula pada mikroba.
2. Dapat
mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji fermentasi gula.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Karbohidrat
dan Monomernya
Karbohidrat
merupakan kelompok senyawa yang mengandung unsur C, H, dam O. Senyawa-senyawa karbohidrat
memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau
keton. Berdasarkan gugus gulanya, karbohidrat dibedakan atas tiga golongan
yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan
karbohidrat yang memiliki satu gugus gula, gula yang tergolong dalam
monosakarida yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa. Disakarida yaitu
karbohidrat yang memiliki dua gugus gula dan gula yang tergolong disakarida
yaitu laktosa, sukrosa sedangkan polisakarida yaitu karbohidrat yang memiliki
banyak gugus gula seperti pati dan glikogen (Ngili, 2013).
Monomer
karbohidrat seperti golongan monosakarida dan disakarida dapat di fermentasi
oleh mikroorganisme dengan melalui jalur-jalur yang berbeda-beda. Golongan
monosakarida dan disakarida seperti glukosa, fruktosa, sukrosa dan laktosa
dapat difermentasi oleh mikroorganisme menghasilkan produk etanol, asam dan
asam campuran. Proses fermentasi gula-gula tersebut digunakan untuk
menghasilkan energi yang akan digunakan untuk pertumbuhan sel (Purwoko, 2009).
B.
Fermentasi
Gula
Fermentasi adalah salah satu aktivitas biokimia atau
fisiologis sel yang dilakukan oleh mikroba. Fermentasi merupakan proses
pengunaan makromolekul organik menjadi senyawa sederhana pada kondisi anaerob.
Proses fermentasi dapat menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya
fermentasi karbohidrat dapat menghasilkan senyawa asam laktat, propionet,
ester-ester, keton dan gas (Pelczar, 2008).
Sebagian besar fermentasi etanol dari pati dilakukan melalui dua
tahap. Tahap pertama adalah hidrolisis pati menjadi gula sederhana oleh jamur
penghasil enzim amilase. Tahap kedua adalah fermentasi gula sederhana menjadi
etanol oleh khamir. Jika enzim amilase diekstrak dari sel jamur, fermentasi
etanol dari pati dapat dilakukan dalam satu tahap. Untuk mengekstrak enzim
amilase memerlukan teknik dan biaya tambahan (Aryani dkk., 2004).
Uji fermentasi glukosa digunakan untuk mengetahui apakah isolat
bakteri tersebut dapat melakukan fermentasi glukosa. Perubahan warna yang
terjadi pada media menunjukkan adanya asam sebagai hasil dari proses fermentasi
glukosa. Saat fermentasi, hanya bakteri yang bersifat aerob fakultatif yang
dapat melakukan fermentasi glukosa sedangkan bakteri yang bersifat aerob
obligat tidak dapat melakukan proses fermentasi glukosa ini (Pratita dan Putra,
2012).
C.
Karakteristik
bakteri Uji
Bakteri
Pseudomonas sendiri memiliki karakteristik seperti, gram negatif,
berbentuk batang (rods) atau kokus (coccus), aerob obligat, motil
mempunyai flagel polar. Bakteri ini, oksidase positif, katalase positif,
nonfermenter dan tumbuh dengan baik pada suhu 4 0C atau dibawah 43 0C.
Pseudomonas banyak ditemukan pada tanah, tanaman dan air. Beberapa
spesies Pseudomonas seperti Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas
sp, Pseudomonas putida, Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas
syringae, Pseudomonas stutzeri dan lain-lain (Suyono dan Salahudin,
2011).
Echericia coli merupakan bakteri Gram
negatif yang memiliki morfologi kokobasil atau batang pendek, tidak berbentuk
spora, bermotil dan dapat menghasilkan gas dari glukosa. Echericia coli memiliki ukuran 0,4 µm-0,7 µm dan memiliki strain
yang berkapsul. Bakteri Echericia coli positif
terhadap fermentasi glukosa, laktosa, dan sukrosa (Putri, 2015).
Staphylococcus merupakan
bakteri Gram positif berbentuk bulat
biasanya tersusun dalam bentuk menggerombol yang tidak teratur
seperti anggur. Staphylococcus bertambah dengan cepat pada beberapa
tipe media dengan aktif melakukan metabolisme, melakukan
fermentasi karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen
dari warna putih hingga kuning gelap. Staphylococcus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi di bawah suasana aerobik atau mikroaerofilik. Tumbuh dengan cepat pada temperatur 20 - 35ºC. Koloni pada media padat berbentuk bulat, lambat dan mengkilat (Wasitaningrum, 2009)
biasanya tersusun dalam bentuk menggerombol yang tidak teratur
seperti anggur. Staphylococcus bertambah dengan cepat pada beberapa
tipe media dengan aktif melakukan metabolisme, melakukan
fermentasi karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen
dari warna putih hingga kuning gelap. Staphylococcus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi di bawah suasana aerobik atau mikroaerofilik. Tumbuh dengan cepat pada temperatur 20 - 35ºC. Koloni pada media padat berbentuk bulat, lambat dan mengkilat (Wasitaningrum, 2009)
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan
Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 16 November 2016
pukul 13:30-15:30 WITA dan dilanjutkan pada hari Jum’at dan Minggu tanggal 18
dan 20 November 2016. Bertempat di Laboratorium Biologi Unit Mikrobiologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B.
Bahan Praktikum
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Bahan dan kegunaan
No.
|
Nama Bahan
|
Satuan
|
Kegunaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Isolat Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa
|
-
|
Sebagai isolat uji fermentasi gula
|
2.
|
Glukosa, fruktosa,
laktosa, & sukrosa
|
g
|
Sebagai sumber karbon
|
3.
|
BTB (Brome Thymol Blue)
|
g
|
Sebagai indikator pH
|
4.
|
NB (Nutrient Broth)
|
mL
|
Sebagai media pertumbuhan bakteri
|
4.
|
Alkohol 70%
|
mL
|
Sebagai mensterilkan tangan sebelum
bekerja
|
5.
|
Aluminium foil
|
-
|
Sebagai penutup erlenmeyer
|
6.
|
Aquadest
|
mL
|
Sebagai pelarut
|
7.
|
Tissue
|
-
|
Sebagai pembersih alat
|
8.
|
Silk
|
-
|
Sebagai pembungkus mulut tabung reaksi
|
9.
|
Kertas label
|
-
|
Sebagai pemberi label pada tabung reaksi
|
10.
|
Kapas
|
-
|
Sebagai penutup mulut tabung reaksi
|
C.
Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel
2. Alat dan kegunaan
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Kegunaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Pipet volume
|
1
|
Untuk mengambil dan memindahkan media
yang telah dipanaskan
|
2.
|
Ose bulat
|
1
|
Untuk mengambil dan menginokulasi isolat
|
3.
|
Enlemeyer
|
3
|
Sebagai wadah media uji fermentasi
|
4.
|
Lampu spirtus
|
1
|
Untuk mensterilkan ose bulat
|
5.
|
Spatula
|
1
|
Mengambil bahan
|
6.
|
Tabung reaksi
|
16
|
Wadah fermentasi
|
7.
|
Magnetic stirrer
|
1
|
Menghomogenkan media secara otomatis
|
8.
|
Laminar Air Flow (LAF)
|
1
|
Bekerja secara aseptis
|
9.
|
Tabung durham
|
1
|
Sebagai wadah penampung gas yang
terbentuk saat proses fermentasi
|
10.
|
Filler
|
|
Membantu mengambil dan memindahkan media
|
11.
|
Autoclave
|
1
|
Untuk sterilisasi
|
12.
|
Gelas ukur
|
1
|
Untuk mengukur larutan
|
13.
|
Rak
tabung
|
1
|
Tempat penyimpanan tabung reaksi
|
14.
|
Timbangan analitik
|
1
|
Menimbang bahan
|
15.
|
Hot plate
|
1
|
Untuk memanaskan media
|
16.
|
Kamera
|
1
|
Mendokumentasikan hasil pengamatan
|
17.
|
Alat tulis
|
-
|
Untuk mencatat hasil pengamatan
|
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang
dilakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Pembuatan Media
Menimbang glukosa, laktosa, fruktosa, dan sukrosa masing-masing
sebanyak 1.8 g, menimbang BTB sebanyak 0.004 g. Kemudian melarutkan
masing-masing bahan ke dalam 36 mL aquadest yang ditambah dengan
BTB. Memanaskan bahan yang telah
dilarutkan dengan aquadest pada hot plate sampai homogen dengan
meletakkan magnetic stirrer ke dalam wadah. Setelah homogen, media
dituang ke dalam 4 tabung reaksi masing-masing 9 ml. Memasukkan tabung durham
dan membolak-balik tabung reaksi hingga tidak terdapat udara pada tabung
durham. Membungkus media dengan kertas lalu sterilisasi menggunakan autoclave
selama 15 menit dengan suhu 1210C dan tekanan 1 atm.
2. Uji
Fermentasi Gula
a. Menginokulasi
isolat Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, Pseudomonas aeruginosa dari
media NB (Nutrient Broth) ke media uji fermentasi gula (glukosa, laktosa, fruktosa, dan sukrosa)
b. Mengingkubasi
pada suhu ruang selama 2 x 24 jam
c. Mengamati
sampel, jika (+) akan terlihat perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan
terdapat gelembung pada tabung durham
d. Mendokumentasi
hasil pengamatan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum dalam
Tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Hasil pengamatan uji fermentasi gula
pada bakteri
No.
|
Isolat
|
Fermentasi Gula (Warna/Gas CO2)
|
|||||
Glukosa
|
Fruktosa
|
Laktosa
|
Sukrosa
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1.
|
Staphylococcus
aureus
|
-/-
|
+/-
|
-/-
|
-/-
|
||
2.
|
Escherichia
coli
|
-/-
|
+/-
|
-/-
|
-/-
|
||
3.
|
Pseudomonas
aeruginosa
|
-/-
|
+/-
|
-/-
|
-/-
|
||
Keterangan :
+/+
: ada pembentukan asam/ada pembentukan gas
+/-
: ada pembentukan asam/tidak ada pembentukan gas
-/+
: tidak ada pembentukan asam/ada pembentukan gas
-/-
: tidak ada pembentukan asam/tidak ada pembentukan gas
B. Pembahasan
Uji fermentasi bertujuan untuk
mengetahui sifat dari bakteri karena setiap bakteri memiliki sifat yang
bermacam-macam sehingga dapat ditentukan hingga tingkatan spesies. Uji
fermentasi secara umum digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam
memanfaatkan sumber-sumber gula sebagai sumber energinya. Indikator positif
pada uji fermentasi gula yaitu terbentuknya perubahan warna pada media dan
terjadi pembentukan asam serta pembentukan gas.
Uji fermentasi gula pada praktikum
ini menggunakan glukosa, laktosa, fruktosa dan sukrosa sebagai sumber karbon
yang akan di manfaatkan mikroorganisme uji. Proses uji fermentasi gula-gula tersebut
dilakukan dengan membuat media NB (Nutrien
broth) sebagai media tumbuh dengan menambahkan masing-masing gula dan BTB (Brome
Thymol Blue). Penggunaan media NB (Nutrien broth) sebagai
media karena bersifat cair dan akan mempermudah memperlihatkan indikator fermentasi
berupa terbentuk gas. Sedangkan penggunaan BTB (Brome
Thymol Blue) berfungsi sebagai larutan indikator pH
yang akan memberikan efek pada perubahan warna pada media. Hal ini terjadi
karena jika bakteri uji melakukan fermentasi akan menghasilkan asam dan pH akan
turun dan akhinya indikator BTB (Brome
Thymol Blue) akan berubah warna menjadi kuning. Lumantouw
dkk., (2013) menyatakan bahwa media NB (Nutrien broth) sangat cocok untuk
digunakan dalam isolasi dan uji-uji biokimiawi seperti uji fermentasi gula pada
mikroorganisme karena yang dihasilkan dari proses fermentasi adalah gas maka
dapat dengan medah diketahui ketika dalam air yaitu naiknya gelembung udara. Langkah
selanjutnya yaitu menginokulasi bakteri uji dalam media NB (Nutrien broth) dan di inkubasi selama 24
jam. Hal ini dilakukan supaya bakteri uji tersebut dapat menggunakan glukosa,
fruktosa, laktosa dan sukrosa sebagai sumber karbonnya. Zahida dan Shovitri
(2013) menjelaskan bahwa bakteri yang di inokulasikan pada media gula seperti
laktosa dan glukosa membutuhkan waktu untuk dapat memroduksi enzim-enzim
ekstraseluler sehingga gula-gula tersebut dapat digunakan.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa
pada bakteri Staphylococcus
aureus tidak dapat
memfermentasi laktosa, sukrosa dan glukosa. Hal ini dilihat dari tidak
terbentuknya asam dan gas pada media. Hasil pengamatan menunjukan pula bakteri Staphylococcus aureus dapat membentuk
asam pada media akan tetapi tidak membentuk gas. Hal ini disebabkan bakteri Staphylococcus aureus tidak memiliki
kemampuan untuk menghasilkan enzim yang dapat memfermentasi gula sukrosa,
laktosa dan glukosa.
Hasil pengamatan yang sama pada bakteri Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa yaitu hanya dapat
memfermentasi gula fruktosa. Hal ini dilihat dari kemampunnya dalam membentuk
asam pada media, dengan indikator terjadi perubahan warna pada media. Sedangkan
gula-gula seperti glukosa, sukrosa dan laktosa tidak dapat di fermentasi oleh
bakteri tersebut. Hal ini terjadi karena fungsi sel dalam menghasilkan enzim
spesifik untuk fermentasi glukosa, laktosa dan sukrosa tidak terbentuk pada
bakteri Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Akan tetapi
hasil penelitian Purnama (2013) menunjukan bahwa bakteri Escherichia coli dapat memfermentasi laktosa, glukosa dan deamnasi
asam amino. Perbedaan hasil praktikum tersebut disebabkan oleh ada beberapa
faktor yang mempengaruhi sehingga terjadi perbedaan.
Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan dalam uji
fermentasi gula pada bakteri yaitu seperti temperatur, pH media, dan kondisi
substrat tersebut. Kondisi temperatur yang tingggi dapat merusak gula-gula
tersebut. Sehingga dapat diprediski terjadi kerusakan gula-gula seperti
glukosa, laktosa, dan sukrosa pada saat di sterilisasi dengan autoclave. Hal ini diperkuat oleh
Kismiyati dkk., (2009) yang menyatakan bahwa media gula merupakan media yang
tidak dapat di sterilkan dengan menggunakan autoclave
karena gula akan rusak pada suhu dan tekanan tinggi. Sterilisasi media gula
seharusnya dilakukan dengan menggunakan akuades yang dipanaskan pada gelas
ukur, kemudian media tersebut dimasukan kedalam akuades yang telah dipanaskan
dengan menggunakan tabung reaksi.
V.
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Uji
fermentasi gula dapat dilakukan dengan menginokulasikan bakteri uji dalam media
NB (Nutrient broth) yang memiliki
substart gula dan penambahan BTB (Brome
Thymol Blue). Inkubasi dilakukan selama 2x 24 jam
dan melakukan pengamatan perubahan warna dan terbentuknya gelembung gas.
2. Aktivitas
mikroba terhadap uji fermentasi uji gula yaitu terjadi perubahan warna dari
hijau menjadi kuning pada media dan terbentuk gelembung gas pada tabung durham
setelah masa inkubasi.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu
diperlukan kritikan dan saran dari pihak manapun terutama dari asisten
pembimbing demi perbaikan laporan ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryani, D., Purwoko, T., dan
Setyaningsih, R., 2004, Fermentasi Etanol dari Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
oleh Kultur Campuran Rhizopus oryzae dan Saccharomyces cerevisiae, Jurnal Bioteknologi, 1(1):
13-18
Lumantouw,
S. F., Kandou, F. E. F., Rondonuwu, S. B., dan Singkoh, M. F. O., 2013, Isolasi dan Identifikasi Bakteri yang Toleran
terhadap Fungisida Mankozeb pada
Lahan Pertanian Tomat di Desa Tempok, Kecamatan Tompaso Sulawesi Utara, Jurnal Bios Logos, 3(2):
75-77
Pelczar,
2008, Dasar-dasar Mikrobiologi,
Djambatan, Malang.
Pratita, M. Y. E., dan Putra, S. R., 2012, Isolasi
dan Identifikasi Bakteri
Termofilik dari Sumber Mata Air Panas di Songgoriti setelah Dua Hari Inkubasi, Jurnal Teknik Pomits, 1(1): 1-5
Termofilik dari Sumber Mata Air Panas di Songgoriti setelah Dua Hari Inkubasi, Jurnal Teknik Pomits, 1(1): 1-5
Purnama,
W., 2013, Aktivitas Antibakteri Glukosa
Terhadap Bakteri Staphylococcus
Aureus, Pseudomonas Aeruginosa, Bacillus Subtilis, Dan Escherichia Coli, Naska Publikasi, UMS, Surakarta.
Putri, N. D., 2015, Identifikasi Bakteri Escherichia
coli, pada Es Batu yang Dijual Warung
Nasi di Kelurahan Pisangan Tahun 2015, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Suyono, Y., dan Salahudin, F., 2011, Identifikasi dan Karakterisasi Bakteri
Pseudomonas pada Tanah yang Terindikasi Terkontaminasi Logam, Jurnal Biopropal Industri, 2(1): 8-11
Pseudomonas pada Tanah yang Terindikasi Terkontaminasi Logam, Jurnal Biopropal Industri, 2(1): 8-11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar